Melinda Dee, Debt Collector dan Kesalahan Transaksi Bank

Entah apa yang sedang terjadi dengan dunia perbankan kita saat ini. Masih teringat jelas dalam ingatan saya bagaimana Melinda Dee berhasil mengelabui para nasabah citibank sekaligus mengelabui bank tempatnya bekerja. Selain kasus Melinda Dee saya juga teringat akan kasus pembunuhan seorang nasabah citibank yang diduga akibat ulah debt collector.

Dan kebetulan kedua pembobolan rekening nasabah yang dilakukan oleh Melinda Dee dan kasus debt collector membawa nama besar citibank yang merupakan salah satu bank besar didunia.

Citibank didirikan pada 1812 sebagai Bank Kota New York. Pada 1894 di menjadi bank terbesar di Amerika Serikat. Pada 1902 dia mulai mengadakan perluasan ke seluruh dunia dan menjadi bank pertama di AS yang memiliki departemen luar negeri. Pada 1930 dia menjadi bank terbesar di dunia dengan lebih dari 100 cabang di 23 negara. Dia mengubah namanya menjadi The First National City Bank of New York pada1955, dan kemudian menjadi First National City Bank pada 1962 dan menjadi Citibank pada 1976. sumber id.wikipedia.org

Sistem yang berjalan di bank sebesar citibank saja masih bermasalah atau disalahgunakan, bagaimana dengan bank kecil yang ada di negara kita ini?  Saya jamin pasti tak luput dari kesalahan, entah karena human error maupun karena kesalahan sistem komputer yang berjalan. Mungkin anda ingin protes, tidak mungkin sistem yang berjalan dalam sebuah bank mengalami kesalahan. Bukankah sistem komputer dijalankan dan didanai dengan jumlah yang tidak sedikit?

Jika itu yang anda pikirkan maka anda salah besar. Saya sendiri mengalami kejadian aneh (sebenarnya menyenangkan) akibat kesalahan sistem yang berjalan pada sebuah bank (yang pasti bukan citibank tempat Melinda Dee bekerja). Ceritanya begini. Siang tadi saya ke bank karena hendak mengecek apakah uang dari rekening saya yang satu (rekening yang sempat terblokir) sudah dipindahkan ke rekening saya yang satunya.

Dan alangkah terkejutnya saya ketika sang customer service mengatakan bahwa rekening yang diblokir tidak bisa dipindahkan kerening yang lainnya tanpa menggunakan buku tabungan. Saya makin terkejut ketika customer service mengatakan bahwa saldo rekening saya yang satunya (yang tidak diblokir) berjumlah Rp. 7.455.075

Waktu mendengar jumlah saldo tersebut saya sempat merasakan bagai mendapat rejeki durian runtuh (seperti kata iklan). Bagaimana tidak, setahu saya jumlah uang saya di rekening tersebut hanyalah sekitar tidak lebih 500 ribuan. Ngga tahu kenapa pada saat itu juga saya langsung teringat kalimat yang ditulisa S’to pada bukunya yang berjudul Seni Teknik Hacking “Bagaimana jika uang yang kita dapatkan lewat membobol bank tenryata milik orang yang menabung untuk membiayai  sekolah anaknya atau milik orang yang berpenghasilan ala kadarnya sebagai bekal simpanan”.

Akhirnya saat itu juga saya langsung menjelaskan ke CS bahwa setahu saya jumlah uang yang saya miliki di rekening tersebut tidak lebih dari 500 ribu dan bisa saja terjadi kekeliruan yang dilakukan oleh pihak bank. Akhirnya si CS mengecek transaksi saya selama ini. Dan benar saja pada tanggal 22 Maret 2011 terjadi transaksi berulang selama 7 kali (masing-masing transaksi sebesar 1 juta). Dari hasil pengecekan didapati bahwa transaksi tersebut berasal dari transfer ATM pada waktu yang hampir bersamaan.

Kejadian ini langsung di laporkan oleh customer service ke atasannya dan pihak bank pun langsung memindahkan uang 7  juta rupiah dari rekening saya.

Kejadian ini memberikan pelajaran bagi saya bahwa sebagai nasabah kita harus lebih waspada lagi terhadap bank yang akan kita gunakan. Saya sempat berpikir bagaimana seandainya yang terjadi pada saya adalah kejadian sebaliknya (saldo rekening berkurang tanpa saya ketahui). Saya juga sempat berpikir bagaimana jika ternyata uang yang masuk ke rekening saya berasal dari Melinda Dee nasabah lain yang tidak menyadari akan hal ini.

Seburuk inikah sistem perbankan di negara kita? Apakah kasus pembobolan uang  milik nasabah bank yang dilakukan Melinda Dee, kasus pembunuhan yang melibatkan debt collector bank dan kesalahan sistem yang menimpa saya hanyalah sebagian kecil dari kebobrokan kesalahan yang dilakukan oleh perbankan di negara kita?

14 thoughts on “Melinda Dee, Debt Collector dan Kesalahan Transaksi Bank”

  1. marsudiyanto

    Sistem online di Bank kita kayaknya masih belum aman betul Mas…
    Nggak tau kesalahannya dimana
    Orang2nyakah?
    Atau alatnya yang bekas?

    1. yang salah tetap orangnya… Sistem yang berjalan di bank kan berjalan sesuai instruksi dari si operator,,,..Kalau si operator input sampah pasti yang keluar sampah yang korban ya nasabahnya…

  2. betul sekali sob, semua itu salah orangnya …
    sebagus apapun alatnya, kalau yang make nggak bagus … ya hasilnya nggak bagus

  3. Wah..bisa sampai kayak gitu ya mas 😀
    Tapi baguslah, si mas orangnya jujur.
    Kalo saya mungkin udah bawa kabur deh duitnya, langsung dipake, wkwkwkkw… 😆

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *