Ngobrol Seputar Pilkada DKI

Ngobrol Seputar Pilkada DKI Jakarta

Ngobrol Seputar Pilkada DKI
Image from pontianak.tribunnews.com

Pilkada DKI yang telah selesai dilaksanakan menyisakan cerita menarik untuk dibahas, tak terkecuali bagi mereka yang tinggal di luar Daerah Khusus Ibukota Jakarta alias mereka yang tidak mempunyai hak memilih ikut-ikutan mengomentari pelaksanaan pilkada yang dilaksanakan pada tanggal 11 Juli yang baru lewat.

Bahkan hingga saat ini berbagai media baik cetak maupun elektronik, offline maupun online masih ramai memperbincangkan pilkada yang diikuti oleh 6 pasang calon Gubernur dan Wakil Gubernur. Kenapa seluruh warga Indonesia ikut-ikutan membicarakan pilkada DKI walaupun mereka bukan warga DKI dan tidak mempunyai hak untuk ikut menentukan masa depan Jakarta lewat pencoblosan di TPS?

Karena menurut saya Jakarta itu memiliki magnet yang begitu kuat bahkan pilkada DKI menurut saya merupakan pilkada terheboh, terbesar, termegah di Indonesia walaupun memang sangat disayangkan ada banyak warga DKI yang justru memanfaatkan momen pencoblosan untuk liburan dadakan alias Golput (termasuk salah satu petinggi partai politik yang mengusung calon Gubernur dan wakil Gubernur).

Pilkada DKI seolah-olah bukan hanya merupakan pesta rakyat warga Jakarta namun merupakan pesta seluruh rakyat Indonesia. Hampir semua suku, agama, etnis yang ada di Indonesia ada di Jakarta dan hal inilah yang membuat pilkada DKI berbeda dengan pilkada di daerah lain di Indonesia.

Bukan hanya orang laur Jakarta yang tertarik membahas pilkada DKI, yang tidak tinggal di Jakarta pun ingin jadi gubernur Jakarta. Sayapun tertarik menyampaikan pendapat saya mengenai pilkada DKI walaupun perkembangannya hanya saya ikuti lewat berita di TV maupun internet.

Ngobrol Seputar Pilkada DKI
Image from pontianak.tribunnews.com

Ada beberapa hal menarik yang menurut saya menarik untuk dibicarakan mengenai pilkada DKI yang hampir bisa dipastikan berlangsung dua putaran, diantaranya:

1. Hampir semua lembaga survey tidak ada yang benar. Sebelum pilkada berlangsung hampir semua lembaga survey menjagokan sikumis/incumbent akan memenangkan dengan mudah pilkada DKI dengan satu putaran. Padahal kalau dipikir-pikir bukan hal yang mudah mencapai hal tersebut karena untuk memenangkan Pilkada dengan satu putaran pasangan calon Gubernur harus memperoleh suara lebih dari 50% (walaupun sekarang peraturan tersebut mendapat pertentangan dari beberapa orang/judicial review ke MK, karena Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta bertentangan dengan UU Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pilkada yang mengatur penetapan dua putaran hanya dilakukan jika tidak ada calon yang memperoleh 30 persen plus satu).

Berdasarkan hasil perhitungan cepat yang dilakukan, dipastikan pasangan yang ngetrend dengan baju kotak-kotak unggul jauh dari pasangan yang diusung oleh partai penguasa, berbanding terbalik dengan survey yang dilakukan oleh berbagai lembaga survey termasuk lembaga survey yang sangat terkenal di Indonesia yakni LSI. Tak heran hal ini justru menimbulkan pertanyaan di tengah masyarakat terhadap kredibilitas lembaga survey yang ada di Indonesia. Masikah kita bisa mempercayai data yang di publikasi oleh lembaga survey?

2. Figur lebih penting di bandingkan partai?. Melihat hasil sementara pilkada DKI figur yang menjual kini lebih diutamakan oleh para pemilih dibandingkan mesin partai pendukung pasangan calon gubernur. Sosok Jokowi yang di gadang-gadang sebagai salah satu calon Walikota terbaik di Dunia dan bukan merupakan warga DKI justru mampu mengalahkan (sementara karena belum ada hasil resmi) sosok bang Foke yang justru merupakan incumbent/penguasa sementara dan juga merupakan putra daerah.

Yang lebih tragis justru dialami oleh partai kuning karena pasangan calon yang diusungnya hanya mampu finish diurutan ke lima. Program yang disampaikan saat kampanye yakni mengatasi masalah kritis Jakarta dalam waktu 3 tahun yakni banjir, macet, kesehatan dan pendidikan gratis justru tidak berhasil memikat warga DKI. Blunder partai Golkar karena justru pasangan Jokowi berasal dari partai Golkar

3. Dua jempol buat Alex Noerdin. Walaupun kalah telak dari baju kotak-kotak namun saya salut dengan pernyataan sang Gubernur Sumatera Selatan “Kalah ya kalah, tidak usah mencari alasan untuk kekalahan”. Sebuah kalimat yang sudah sangat jarang kita dengar ketika pilkada berlangsung. Bukan hal yang mudah untuk menerima sebuah kekalahan apalagi bagi mereka yang baru pertama kali merasakan kekalahan dalam pilkada seperti yang dirasakan oleh Alex Noerdin. Selama pemilu kada berlangsung, saya baru kali ini mendengar ada calon yang kalah dan langsung berujar demikian (biasanya sih cari-cari alasan bahkan main lapor hingga ke MK).

Semoga saja masih ada calon-calon pemimpin bangsa yang mempunyai jiwa besar seperti Alex Noerdin. Sekali lagi saya salut atas sikap beliau tersebut

4. DKI Jakarta sungguh istimewa. Ya, Daerah Khusus Ibukota Jakarta memang sangat istimewa termasuk dalam peraturan perundang-undangan. Seperti yang saya sebutkan pada point pertama, jika daerah lain menggunakan UU Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pilkada, DKI Jakarta justru mengacu pada Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta. Ada apa dengan sistem perundang-undangan di negara kita ini? Kenapa undang-undang mengenai pilkada justru saling bertolak belakang antara satu dengan yang lain?

Selain masalah undang-undangan, yang keistimewaan lain yakni di Jakarta sang Gubernur yang masa tugasnya belum berakhir masih memegang kendali bahkan saat pilkada berlangsung. Didaerah saya Sulawesi Utara, pada saat pilkada berlangsung sang kepala daerah sudah terlebih dahulu melepaskan jabatannya sehingga sudah tidak lagi memegang kekuasaan saat pilkada berlangsung sehingga “pertarungan” bisa terlihat lebih fair. Tapi di Jakarta ternyata lain lagi. Atau mungkin hanya di Sulut saja yang berbeda?

5. Dana kampanye bukan lagi hal yang paling urgent dalam pilkada. Kemenangan Jokowi-Ahok pada pilkada kali ini seolah-olah menegaskan kepada para calon kepala daerah bahwa dana kampanye yang berlimpah bukanlah hal yang paling dibutuhkan untuk memikat hati konstituen. Iklan yang lalu lalang di stasiun televisi, selebaran dan poster yang bertebaran dimana-mana sudah tidak mujarab untuk memikat hati para pemilih.

Turun lansung ke masyarakat, duduk bersama, bercerita bersama bahkan makan bersama dengan masyarakat merupakan salah satu resep mujarab yang diterapkan oleh pasangan dengan baju kotak-kotak untuk memikat hati para pemilih. Namun bukan hal yang mudah melakukan hal tersebut, apalagi bagi para calon kepala daerah yang tidak terbiasa melakukan hal tersebut alias lebih senang ngopi di hotel berbintang, lebih senang duduk diatas panggung dan masyarakat di kursi di bawah.

Akhir cerita, inilah kemenangan rakyat DKI Jakarta karena pemilukada boleh berlangsung dengan aman meskipun ada banyak hal yang perlu dibenahi termasuk masalah DPT dan Golput yang cukup besar. Dan jika menengok kebelakang, artikel ini merupakan artikel terpanjang dalam sejarah ngeblog yang pernah saya tulis.

Btw in the busway, bagaimana tanggapan mengenai pilkada DKI Jakarta yang baru berlangsung menurut bro n sis? Punya pendapat lain?

61 thoughts on “Ngobrol Seputar Pilkada DKI Jakarta”

  1. Sriyono Semarang

    Turun lansung ke masyarakat, duduk bersama, bercerita bersama bahkan makan bersama dengan masyarakat merupakan salah satu resep mujarab yang diterapkan oleh pasangan dengan baju kotak-kotak untuk memikat hati para pemilih.

    itu memang betul, tetapi yang paling dinilai oleh masyarakat ya, APA yang telah dilakukan oleh calon kemaren kemaren…

    Coba hari ini, si kumis turun ke pasar, dan duduk bersama, dipastikan banyaaak orang bilang, huuuuuu…. kemaren kemaren kemana pak? saat ada maunya saja mau turun, lima tahun kemaren kemane?

    haaa….

    1. Jiah,,, kalau soal paragraf terakhir saya ngga tahu bro,… Tapi memang rada aneh juga kalau misalnya nanti turun ketengah masyarakat nanti disaat akan pemilihan

  2. Obat Alternatif Epilepsi

    kalo udah ngomongin pemilu, bawaannya pusing, hehehe..
    semoga siapapun yang akhirnya menjadi gubernur DKI, yang penting bisa memenuhi janjinya untuk memberikan kesejahteraan bagi rakyat.

    1. Setuju dengan pendapat anda ……Btw bingung juga mau dipanggil apa, soalnya nama yang diisi “Obat Alternatif Epilepsi”

  3. bingung dengan poin no.4 kenapa harus menggunakan th 2007, pasti ada sesuatu dibalik itu… untuk menghemat biaya langsung putaran pertama langsung jadi malah ngirit ya,, uang untuk putaran kedua untuk masyarakat malah banyak yang merasakan…

    1. Itu juga saya bingung gan, soalnya daerah lain (seperti daerah saya sulawesi utara) sudah menggunakan yang lebih terbaru (2008) jadi jika perolehan suara salah satu calon sudah lebih 30% maka dialah yang dinyatakan sebagai pemenang….

  4. Obat Herbal Disfungsi Seksual

    yang jelas sih kayak nya jokowi yang kaan maju ke kursi gubernur ..

  5. Cara Alami Mengobati Penyakit Lupus

    aduh, bingung. Saya harap siapapun yang kepilih nanti, semoga janji-janjinya itu ngga hanya dimulut saja.

  6. Obat Untuk Tumor Rahang

    jokowi…Fauzi Bowo..
    ya udah deh, barengan aja jadi gubernurnya. daripada ribut-ribut..
    hehe..

  7. Obat Untuk Luka Bakar

    hmmmm….saya dukung pemimpin yang adil!!
    jadi trauma kalo denger para politikus yang janjinya segudang, buktinya nol besar…

  8. Obat Tradisional Usus Buntu

    udah paling puyeng deh kalo ngomongin soal pemilu , tapi nya kita doakan saja semoga gubernur yg sekarang bisa lebih baik dari bang foke 🙂

  9. Hal yang saya sayangkan cuma satu, beberapa orang yang harusnya ikut memilih tidak menggunakan hak pilihnya. persentase golput masih sangat tinggi untuk pilkada kali ini..

    1. Benar bro, bahkan yang ngga ikut pemilu lebih banyak dari suaranya Jokowi-Ahok termasuk salah satu pimpinan parpol yang ikut-ikutan Golput (padahal mau nyapres) :batabig

  10. walaupun saya merantau di Jakarta tp saya gak ikuti perkembangan pilkada bro 😀
    tp smoga jokowi aja 😀

  11. Kebetulan pertengahan bln juni kemaren sy ada dijakarta, tidak disangka Jokowi bisa menang jika dilihat hiruk pikuk masyarakat yg lebih cnderung ke Foke dan Nurdin kususnya di wlyh jakut

    1. Kalo dari pemberitaan media online saya liat juga lebih banyak pemberitaan positif mengenai Jokowi… Foke juga banyak dimuat di media, tapi dari berita yang dimuat banyak sekali review2 negatif mengenai kepemimpinan sikumis selama 5 tahun, apalagi kalau baca tulisan kompasianer

  12. Advertising dan Huruf Timbul Semarang

    dah lah kita sebaiknya saling mendukung untu kemajuan,bukan saling membandingkan,siapa pun yang naik kita dukung penuh.
    trims

  13. obat herbal gagal ginjal

    perubahan yang baru tentunya yang kita harapkan semoga para pmimpin bisa menjaga amanah dan tanggung jawabnya sebagai seorang pemimpin

  14. Advertising dan Huruf Timbul Semarang

    selamat unutk siapapun yang memimpin DKI saat ini,semoga lebih baik di masa yang akan datang.

  15. fahmy ramdani

    ia gan bagus tuh,,,, postingannya ane talluk gan,,, bagus banget tiap buka blog pasti ada web antum,,, moga sukses aja,,,,

  16. Obat Herbal Gagal Ginjal Kronis

    kapan nih pemilu kada ulangnya .. gak tahan liyat jokowi jadi pemenangnya ha ha ha ,,,

  17. Obat Herbal Gagal Ginjal Kronis

    semoga masyarakat bisa memilih dan membedakan mana yang terbaik buat bangsa ini

  18. Iklan Murah SITTI

    mudah2an saja hasilnya jadi titik balik perubahan DKI.. 🙂 biar menyebar ke daerah lain… nice post!

  19. prediksi putaran ke 2 yakin dah JOKOWI menang meski foke didukung bang haji sungguh terlalu 😀

    1. KIta liat mana yang lebih kuat bro… Jika Jokowi berhasil memenangkan pertarungan ini berarti nilai jual partai politik di mata masyarakat sudah tidak ada lagi… Tapi kalau Foke masih jadi pememang ini berarti kepercayaan masyarakat terhadap partai politik masih cukup tinggi

  20. obat herbal penderita susah tidur

    gak sabar gan nunggu putaran ke dua di mulai ..
    ayo maju terus fauzi bowo

  21. Obat Herbal Polip hidung

    say setuju dengan opsi yg kedua…figur lebih diutamakn daripada partai..

  22. Obat Herbal Kanker Hati

    kita liat aja tar nieh gan pemilihan pemutaran ke dua,? siapa yang lebih unggul.

    1. Perang urat saraf, perang gosip, fitnah, dan berbagai hal lainnya bahkan hingga berujung nuansa SARA…. Sungguh memiriskan

  23. Obat Untuk Penderita Gagal Ginjal

    yang oasti semoga siapa saja nanti yang memimpin itu murni pilihan dari hati masyarakat . .
    😀

  24. untungnya saya tinggal di bogor. jadi ga kena ribut2 kaya gitu. ya semoga aja yang nanti mimpin jakarta yang paling baik deh.

    1. Jiahhhh…. ngga ikut milih ya bro, apa masih terdaftar penduduk Sulut? Atau memang sengaja mau GOLPUT?

      1. Lagi ngurus KTP Jakarta karena udah skr udah stay di Jakarta, tadinya pake KTP Bekasi. Kalau saya punya KTP DKI nggak bakal golputlah, pasti milihnya JOKOWI BASUKI 🙂

  25. Opini Indonesia

    Mencoba sesuatu yang baru lebih punya harapan dari meneruskan yang sudah ada. Cukup falidkah data2 yang ada sekarang untuk membandingkan keduanya ? Apabila falid rasanya aku masih megang si kotak2 daripada sikumis. Thks sobat

  26. Pingback: Kreativitas Lagu Takotak Miskumis Ajak Pemilih tak Golput | bijak.net

  27. Obat Herbal Penyakit Jantung

    maju terus jokowi … mantap… jakarta akan lebih baik bersama jokowi

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *